Reog(aksara Jawa: ꦫꦺꦪꦺꦴꦒ꧀, Réyog) adalah tarian tradisional dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping dan Reog asli dari Indonesia Reog merupakan salah satu seni budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut, dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. KesenianTari Daerah di Indonesia. Tarian ini berasal dari Rejang Lebong. 4. Tari DKI Jakarta. Jakarta memiliki beberapa tarian adat, seperti: Reog Ponorogo adalah tarian yang dilakukan 6 sampai 8 orang lelaki dan 6 sampai 8 orang wanita. Tarian ini diambil dari kisah Prabu Kelana Sewandana yang melakukan perjalanan mencari kekasihnya. Tarireog berasal dari daerah Ponorogo di Jawa Timur. Hingga saat ini, kesenian ini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat dan seni pertunjukkannya digunakan untuk mempererat tali silaturahmi. Tari reog ponorogo ini dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali. cash. Dari sekian banyak tari tradisional yang ada di Indonesia, Tari Reog Ponorogo adalah satu dari beberapa tari yang sering ditampilkan di publik, mulai tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Seperti halnya tari Seblang, tari Reog Ponorogo juga memiliki keunikan dari properti yang digunakan. Oleh karena itu, tidak perlu ditanyakan lagi apabila kesenian tari tradisional dari Jawa Timur ini sudah banyak dikenal. Namun, apa kamu yakin sudah benar-benar mengenal Tari Reog Ponorogo? Kalau belum, yuk, kita simak penjelasan tentang Tari Reog Ponorogo, lengkap dari asal-usul, gerakan, pakaian, hingga gambar maupun videonya Pengertian dan Sejarah Tari Reog PonorogoTokoh atau Komponen Penari1. Warok2. Jathil3. Klono Sewandono4. Bujang Ganong Ganongan5. Singo BarongPembagian Pertunjukkan1. Tarian Pembuka2. Tarian Inti3. Tarian PenutupKostum dan Propertinya1. Barongan/ Dadak Merak2. Binggel3. Cakep4. Celana Kepanjen5. Eblek6. Epek Timpang7. Gulon Ter8. Jarik/ Jarit9. Kace10. Samir dan Bara-Bara11. Sampur12. Serempang13. Stagen Cindhe14. UdhengPola Lantai dan Ragam Gerak1. Gerak Dasar Tari Jathil Watak Prajurit2. Gerak Dasar Tari Bujang Ganong Watak Lucu, Lincah, Akrobatik3. Gerak Dasar Tari Klono Sewandono Watak Gagah4. Gerak Dasar MerakMakna Tari Reog Ponorogo Pengertian dan Sejarah Tari Reog Ponorogo Sumber Apa itu tari Reog Ponorogo? Reog Ponorogo adalah tari tradisional yang berasal dari daerah Barat-Laut Provinsi Jawa Timur dan Ponorogo. Kata “reog” sendiri berasa dari kata “riyokun” yang artinya khusnul khotimah. Tarian yang terkenal dengan Singo Barongnya ini dinilai masih kental dengan ilmu kebatinan dan hal-hal mistis lainnya. Selain itu, tari Reog Ponorogo dibawakan dengan beberapa jenis alat musik iringan, seperti kendang, demung, saron, peking, gong, kempul, dan juga slenthem. Konon, asal usul tarian yang termasuk jenis kesenian tradisional ini berasal dari pemberontakan abdi dalem Kerajaan Majapahit di masa kepemimpinan Raja Bhre Kertabumi, Ki Ageng Kutu. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh beberapa kegelisahan. Pertama, yaitu gelisah akan pengaruh istri Raja Bhre Kertabumu dari Tiongkok yang kuat. Kedua, yaitu pemerintahan Kerajaan Majapahit yang sangat korup. Ketiga, yaitu ancaman keruntuhan kekuasaan dari Kerajaan Majapahit. Atas dasar itu, Ki Ageng Kutu kemudian meninggalkan kerajaan dan mendirikan sebuah perguruan yang mengajarkan ilmu kekebalan diri, seni bela diri, dan ilmu kesempurnaan kepada anak-anak muda. Harapannya adalah agar anak-anak muda ini menjadi bibit dari kebangkitan Kerajaan Majapahit. Disebabkan oleh pasukannya yang terlalu kecil dan lemah untuk melawan pasukan Kerajaan Majapahit, Ki Ageng Kutu memutuskan melawan kerajaan dengan pesan politis melalui pertunjukkan Reog. Ia berharap, pertunjukkan Reog bisa membangun perlawanan masyarakat lokal dan bisa menyampaikan pesan sindiran kepada raja Kertabumi dan pemerintahannya. Sindiran dari Ki Ageng Kutu disampaikan melalui topeng berkepala singa yang disebut Singa Barong. Topeng ini menampilkan singa sebagai simbol Raja Kertabumi dan bulu-bulu merak raksasa tertancap yang dapat ditafsirkan sebagai pengaruh kuat Tiongkok terhadap kekuasaan raja. Lalu ada pula simbol kekuatan kerajaan Majapahit yang direpresentasikan melalui jathilan yang diperankan penari gemblak yang menunggang kuda. Kemudian ada warok sebagai simbol Ki Ageng Kutu yang digambarkan melalui orang bertopeng badut merah yang menopang beban berat topeng Singa Barong sendirian. Dimana kemudian ia dikenal sebagai pencipta tari Reog Ponorogo. Kepopuleran seni Reog ini menyebabkan Raja Kertabumi menyerang perguruan milik Ki Ageng Kutu dan tidak boleh ada kegiatan pengajaran lagi. Namun karena sudah terlanjur populer, seni Reog ini tetap dipertahankan dengan alur baru dan ditambah dengan beberapa tokoh seperti Dewi Songgolangit, Klono Sewandono, dan Sri Genthayu. Kini, versi cerita tentang tari Reog Ponorogo yang lebih dikenal adalah tentang Raja Ponorogo yang dihalangi oleh Raja Singa Barong dari Kediri saat akan melamar Putri Kediri, Dewi Ragil Kuning. Sehingga, tari Reog Ponorogo menggambarkan peperangan antara Kerajaan Ponorogo dengan Kerajaan Kediri. Perang ilmu hitam yang terjadi digambarkan dengan para penari yang kerasukan saat mementaskan tari Reog Ponorogo. Tokoh atau Komponen Penari Sumber Tokoh-tokoh tari Reog Ponorogo bermain pada waktu yang berbeda dan masing-masing mempunyai keunikan tersendiri. Untuk lebih lengkapnya, simak deskripsi, foto, dan penjelasannya berikut 1. Warok Sumber Nama “warok” sendiri berasal dari kata “wewarah” berarti orang yang memiliki tekad suci, memberikan perlindungan, dan tuntutan secara ikhlas atau tanpa pamrih. Dalam kesenian tari Reog Ponorogo, Warok digambarkan sebagai seseorang yang menguasai ilmu baik lahir maupun batin dan mempunyai ciri-ciri menggunakan kostum serba hitam. 2. Jathil Sumber Mulanya, jathil ditarikan oleh laki-laki halus, tampan atau mirip wanita cantik yang disebut dengan gemblak. Namun, kini jathil ditarikan oleh wanita agar lebih feminim. Tokoh tari yang dibawakan dengan ekspresi semangat dan saling berpasangan ini menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda saat berlatih. Keunikan para penari jathil yaitu terletak pada properti kuda yang digunakan dan gerakan yang cekatan, lincah, dan juga halus. 3. Klono Sewandono Sumber Klono Sewandono digambarkan sebagai seorang raja yang sakti dan memiliki pusaka Pecut Samandiman. Kegagahan Raja Klono ini digambarkan dengan gerakan tari yang lincah dan berwibawa. Selain itu, karena menurut cerita ia menciptakan kesenian indah untuk memenuhi permintaan kekasihnya, maka tariannya juga terkadang menggambarkan seseorang yang kasmaran. Ciri-ciri dari penari ini adalah menggunakan topeng berwarna merah dengan berbagai corak hiasan. 4. Bujang Ganong Ganongan Sumber Penampilan dari Bujang Ganong merupakan salah satu yang paling ditunggu oleh penonton saat pentas. Hal ini tidak lepas dari gerakan tari enerjik, lucu, dan ada unsur bela diri yang mewakili karakter tokoh patih muda yang cekatan, cerdik, jenaka, sakti, dan berkemauan keras. Figur patih muda yang buruk rupa digambarkan dengan penari yang menggunakan topeng dari kayu dadap berwarna merah menyala dengan mata melotot, gigi menonjol, dan hidung yang besar, lengkap dengan rambut yang terbuat dari ekor kuda. 5. Singo Barong Sumber https//commons. Tokoh ini digambarkan dengan kepala harimau dengan hiasan bulu merak. Topeng yang menjadi ciri khas dari tokoh ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu 1. Caplokan atau kepala harimau yang terbuat dari kerangka bambu dan kayu yang ditutup dengan kulit harimau; 2. Dadak merak yang terbuat dari bambu, rotan, dan bulu merak; dan 3. Krakap yang terbuat dari kain beludru warna hitam dan disulam dengan monte. Pembagian Pertunjukkan Sumber https//nationwides. Dalam setiap pementasan tari Reog Ponorogo terdapat tiga bagian pertunjukkan yang masing-masing menampilkan tokoh dan penampilan yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya 1. Tarian Pembuka Penampilan tari Reog Ponorogo diawali dengan 2-3 tarian. Tarian pertama diisi oleh penampilan 6-8 orang penari pria dengan pakaian serba hitam yang menggambarkan seekor singa pemberani. Lalu dilanjutkan dengan Jathilan yang dimainkan oleh 6-8 penari perempuan, lengkap dengan properti kuda dari anyaman bambu yang disebut kuda lumping. Bisa dikatakan propertinya hampir sama dengan properti Tari Kuda Lumping dari Yogyakarta. Tarian pembuka yang terakhir adalah Bujang Ganong atau Ganongan yang dibawakan oleh anak kecil atau orang dewasa. 2. Tarian Inti Tari Reog Ponorogo tidak mempunyai skenario khusus. Sehingga tarian inti yang ditampilkan tergantung dengan konteks atau kondisi dimana tari Reog Ponorogo ditampilkan. 3. Tarian Penutup Seni tradisional ini ditutup dengan penampilan Singo Barong dengan penari dengan topeng seberat 60-60 kg yang dibawa menggunakan gigi. Kostum dan Propertinya Sumber Tari reog Ponorogo ditampilkan dengan busana yang unik dan juga lengkap dengan properti pendukungnya. Beberapa diantaranya sudah banyak dikenal dan menjadi ciri khas yang sudah melekat pada tari tradisional ini. Jika kamu perhatikan juga, properti yang digunakan pada tari Reog Ponorogo mirip dengan properti tari Barong dari Bali. Nah, untuk lebih tahu secara mendalam, berikut adalah beberapa penjelasan mengenai busana dan properti tari Reog Ponorogo 1. Barongan/ Dadak Merak Sumber Barongan berbentuk kepala singa dengan hiasan bulu merak dengan tinggi 2,25 meter dan berat mencapai 2,3 kg. Secara keseluruhan, berat barongan ini sekitar 50-60 kg dan digunakan oleh penari Singa Barong. 2. Binggel Sumber Binggel merupakan gelang yang digunakan oleh para penari di pergelangan kaki. Properti yang dipakai di kaki kiri dan kanan ini mempunyai warna kuning emas dengan corak horizontal berwarna hitam atau coklat di bagian tengah. 3. Cakep Sumber Cakep merupakan gelang yang digunakan oleh para penari di pergelangan tangan kiri dan kanan penari. Gelang yang terbuat dari beludru ini mempunyai pengait berwarna merah serta dipercantik dengan greji kuning berwarna emas di sisi mukanya dan juga payet berwarna cerah seperti kuning, merah, dan hijau. 4. Celana Kepanjen Sumber Secara fisik, celana ini berwarna dasar hitam, terbuat dari beludru berhiaskan bordiran mante emas pada bagian bawah, dan panjangnya hanya mencapai lutut saja. 5. Eblek Sumber Eblek adalah nama lain dari properti kuda lumping yang biasa digunakan oleh pemeran jathilan dan digambarkan sebagai kuda putih dengan mata merah. 6. Epek Timpang Sumber Epek Timpang merupakan sabuk yang berbahan beludru dengan hiasan berupa bordir emas dan timang putih. Properti yang pasti dipakai oleh setiap penari Reog Ponorogo ini berfungsi sebagai ikat pinggang dan tempat untuk sampur. 7. Gulon Ter Simbol Properti yang satu ini dibuat dari kain beludru dan berhiaskan greji warna kuning emas. Gulon Ter ini biasa dipakai oleh para penari tari Reog Ponorogo pada bagian pundak sekitar kerah baju dan menyimbolkan karakter seorang prajurit. 8. Jarik/ Jarit Sumber Jarik biasanya digunakan oleh para penari barong, warok, jathilan, dan juga Prabu Kelono Sewandono. Cara menggunakan jarik yang benar yaitu dengan melilitkan jarik ke pinggang dengan posisi tiga wiruan-nya berada tampak dari luar dan berada di bagian kanan. Sedangkan untuk motif jarik yang sering dipakai oleh para penari Reog Ponorogo adalah parang barong. 9. Kace Sumber Properti ini berupa kalung berhiaskan greji berwarna kuning emas dan terbuat dari kain beludru. Selain greji kalung ini juga dipercantik dengan berbagai macam warna payet, seperti hijau, ungu, dan merah, serta renda berwarna kuning emas. 10. Samir dan Bara-Bara Sumber Kedua properti ini mempunyai bentuk seperti anak panah segitiga lancip pada bagian bawah dan terbuat dari kain beludru dengan bordiran monte berwarna emas. Samir dan bara-bara memiliki bagian ujung yang bergombyok dan ada pula hiasan payet warna-warni pada bagian hiasan monte emas. 11. Sampur Sumber Sampur merupakan kain mirip selendang yang ujungnya terdapat renda greji berwarna emas atau memiliki ujung yang bergombyok. Properti yang terdiri dari warna merah dan kuning ini dimasukkan ke dalam epek timang dengan bagian warna merah berada di depan dan bagian warna kuning berada di belakang. 12. Serempang Sumber Properti yang biasa dipakai oleh para penampil tari Reog Ponorogo di bagian pundak kanan ini mempunyai ujung yang dapat dikancingkan pada bagian pinggang sebelah kiri. Selain itu, serempang ini berhiaskan greji berwarna kuning emas dan renda dengan warna senada. 13. Stagen Cindhe Sumber Secara visual, stagen cindhe mempunyai pajang sekitar 4 meter, lebar 10 cm, dan bermotif batik dengan kombinasi warna tertentu, seperti kuning dan hijau. Properti yang dikenal dengan nama cinde merah ini terbuat dari kain sutera dan fungsinya sebagai selendang yang diikat ke pinggang setelah pemakaian jarik. Stagen cinde biasanya dipakai oleh penari barong dan Prabu Kelono Sewandono. 14. Udheng Sumber Udheng ini biasanya dipakai oleh penari jathilan dan jenis udheng yang sering dipakai yaitu tapak dara atau gadhung melati. Cara memakainya yaitu harus diwiru terlebih dahulu menjadi bentuk segitiga sebelum diikat ke kepala penari. Secara lebih rinci, berikut adalah pembagian pemakaian busana dan properti yang terbagi berdasarkan tokoh tarian yang diwakili 1. Warok Sandal, tongkat, jam kantong, hem putih lengan panjang, keris, waktung, kolor, udheng, epek timang, stagen, jarit latar ireng, celana kombor hitam. 2. Jathil Binggel, srempang, gulon ter, kace, hem putih lengan panjang, sampur merah dan kuning, stagen, epek timang, samir dan boro-boro, jarit parang barong, dan celana. 3. Klono Sewandono Binggel, keris blangkrak, probo, klat bahu, cakep, kalung lur, kace, uncal, sampur, epek timang, stagen, samir dan boro-boro, jarit, dan cinde merah. 4. Bujang Ganong Binggel, rompi merah garis hitam, sampur merah dan kuning, epek timang, stagen, embong gombyong, celana dingkikkan. 5. Singo Garong Baju kimplong, cakep, stagen cinde, embong gambyok, sabuk/ epak hitam merah, celana panjang gombyok. Pola Lantai dan Ragam Gerak Sumber Terdapat tiga pola lantai yang digunakan dalam pementasan tari Reog Ponorogo, yaitu pola lantai lingkaran, pola lantai melengkung, dan tidak beraturan. Sedangkan untuk ragam geraknya dapat terbagi dalam empat jenis, yaitu 1. Gerak Dasar Tari Jathil Watak Prajurit Lari/ jalan nyongklang/ congklang, jalan drap di tempat, sembahan, loncatan, gejukan, tanjakan, polah kaki, jalang lenggang di tempat dan edreg, memutar telapak tangan di samping telinga ukel karno, lampah tiga, bumi langit jathil/ warok/ klana sewandana, seblak kanan dan seblak kiri lawung, serta gladhen peperangan/ kanuragan. 2. Gerak Dasar Tari Bujang Ganong Watak Lucu, Lincah, Akrobatik Besut, sembahan, gerakan lucu gecul, jalan dobel loncat, ragam incengan, lampah telu trecet, bapangan, akrobatik, gejuk menggol, dan jalan dobel loncat masuk. 3. Gerak Dasar Tari Klono Sewandono Watak Gagah Sabetan 3×8, jalan gagah lumaksana gagah, besut, trecet, kiprah, ukel karno, lumaksana ombak banyu trisik, ogek lambung, banteng gambul, bumi langit, coklekan nimbang, coklekan plipis, sabetan trisik, dhadat/ philesan, wuyung/ gandrungan, dan tumpang tali. 4. Gerak Dasar Merak Ukel prapatan, ukel merak edrek, ukel merak nothol, ukel merak kalangan, lampah jongkok/ brangkangan, dan kebatan berdiri. Sumber Filosofi dan nilai-nilai yang terkandung dalam tari Reog Ponorogo yaitu 1. Tari Reog Ponorogo merupakan simbol kejantanan, keperkasaan, dan juga kegagahan. 2. Gerakan dalam tari Reog Ponorogo menggambarkan kehidupan manusia dari lahir, hidup, hingga mati. 3. Warok dianggap sebagai simbol keberanian, ketangguhan, patriorik, dan juga pantang menyerah. 4. Dengan perspektif sejarah, tari Reog Ponorogo mengandung pesan agar kita tidak mudah menyerah serta mempunyai pendirian teguh dan kuat ketika memperjuangkan sesuatu yang kita yakini benar. 5. Dengan perspektif konsep nilai dari Max Scheler, tari Reog Ponorogo dapat ditinjau dari tiga nilai. Pertama, bahwa tari Reog Ponorogo mengandung nilai-nilai kerohanian, seperti nilai magis, nilai dakwah, nilai kelestarian, dan nilai kepercayaan. Kedua, bahwa tari Reog Ponorogo mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan unsur lahiriah, seperti nilai kesejahteraan, nilai keadilan, dan nilai kepahlawanan. Ketiga, bahwa tari Reog Ponorogo mengandung nilai-nilai kesenangan, seperti nilai estetika, nilai kepuasan, nilai hiburan, nilai kompetitif, nilai pertunjukan, dan nilai material. Itu dia adalah penjelasan tentang tari Reog Ponorogo asal Provinsi Jawa Timur. Seni tari tradisional ini memang unik, menarik, kaya akan sejarah dan semestinya merupakan tugas kita untuk menjaganya. Semoga artikel ini bisa memberikan lebih banyak pengetahuan tentang tari tradisional di Indonesia dan membuat kita semakin semangat untuk melestarikan budaya Indonesia. tegarjoko tegarjoko Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli dari jawa timur. Iklan Iklan anggiputri0312 anggiputri0312 Di ponorogo,provinsi jawa timur, Iklan Iklan MeiritaUmmaRufaida MeiritaUmmaRufaida Berasal Dari Jawa Timur Iklan Iklan Pertanyaan baru di Seni 28. Soga dan kusumba merupakan jenis pewarna bahan tekstil...... b. Alami. a. Alam c. Buatan d. Polyester d. Sintesis Urutan penyusunan rencana rencana pembelajaran في المدراس نتعلم الدروس ثم نمر با الا متحا نات أما في الحياة نمر با الا متحا نات ثم نتعلم الدروس artinya Jelaskan dampak aspek sosial geografi terhadap pola migrasi di Indonesia. Bagaimana faktor-faktor sosial, ekonomi, dan geografis mempengaruhi arus mig … rasi penduduk di dalam negeri? Pada percobaan melempar dua buah dadu sekaligus peluang munculnya mata dadu tidak lebih dari 6 adalah Sebelumnya Berikutnya Iklan - Reog merupakan salah satu bentuk tarian massal yang berasal dari Kabupaten Ponorogo. Biasanya ditarikan dengan tokoh, peran, dan cerita yang berbeda-beda. Tarian ini biasa dibawakan pada acara malan satu Suro, malam bulan purnjama, hari jadi Ponorogo, hari besar nasional, serta penyambutan tamu-tamu tari Reog Dalam buku Babad Ponorogo I-VIII 1984 oleh Purwowijoyo, Ponorogo didirikan tahun 1486 oleh Raden Katong yang masih keturunan Raja Brawijaya V. Sebelum diperintah Raden Katong, Ponorogo merupakan kademangan Wengker dengan Raja Klana Sewandana dan patih Klana Wijaya yang sakti. Baca juga Tari Remo, Bertema Keprajuritan dari jawa Timur Cerita Reog Ponorogo memiliki beberapa versi cerita, yaitu Syarat melamar putri Kediri Kelana Sewandana Raja Bantarangin melamar putri raja Kediri Dewi Sanggalangit. Salah satu syaratnya adalah Kelana harus mengalahkan Singa Barong yang ada di Alas Roban. Untuk mengalihkan perhatian Singa Barong, Kelana membanting sumping telinganya dan berubah menjadi dua burung merak yang indah. Ketika Singa Barong terpesona dengan Merak, Kelana kemudian mencambukkan Pecut Saman dan berhasil mengalahkan Singa Barong. Ki Ageng Kutu Ki Ageng Kutu merupakan abdi raha Brawijaya V yang meninggalkan Majapahit, karena raja tidak bisa menguasai kerajaan dan lebih dikuasai istrinya. Ki Ageng Kutu kemudian mendirikan pedepokan Surukebung dan melatih pemuda ilmu kanuragan dengan permainan barongan. Baca juga Tari Bambangan Cakil, Mengisahkan Perang Kembang dalam Cerita Wayang Brawijaya V yang menggangap Ki Ageng Kutu mbalelo, kemudian mengutus Raden Katong untuk menakklukan dan berhasil. Akhirnya Raden Katong diserahi tanah perdikan Wengker. Kata Reog Sebelum Raden Katong menguasai Wengker, Ki Ageng Kutu menciptakan barongan untuk para warok. Setelah Ki Ageng Kutu dikalahkan, Raden Katong melestarikan barongan sebagai media dakwah Islam. Karena Raden Katong merupakan penyebar Islam pertama kali di Ponorogo. Barongan yang dimiliki warok sekarang menjadi milik masyarakat Ponorogo dan berganti nama menjadi Reog. Kata reog berasal dari kata riyokun artinya khusnul khatimah. Pementasan Reog Berdasarkan buku Reog Ponorogo 2015 karya Herry Lisbijanto, jumlah pemain tari Reog sebanyak 17 orang, terdiri dari Singo Barong, sebanyak 1-2 orang Pujangga Anom atau Bujanganong, teridri 1-2 orang Raja Klono Sewandono, satu orang Sekelompok jathilan, bioasanya enam orang Warok, terdiri dari tujuh orang Baca juga Tari Merak, Terinspirasi dari Keindahan Burung Merak Tari Reog terdiri dari beberapa rangkaian tarian, yaitu Tarian pembuka Pada Reog tradisional dibuka dengan tari jaran kepang atau jathilan, yang biasanya diperankan oleh laki-laki atau perempuan yang berdandan seperti laki-laki. Tari inti Setelah pembukaan selesai, kemudian tari inti yang disesuaikan dengan kondisi acara yang diadakan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka cerita yang dibawa adalah percintaan. Jika hajatan biasanya menceritakan perjuangan atau pendekar. Adegan dalam tari ini biasanya tidak mengikuti skenario. Namun, mengandalkan interaksi antara pemain dan dalang. Tari penutup Adegan terakhir adalang Singa Barong, di mana penari menggunakan topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota dari buku Merak dan mempertontonkan keperkasaan barong dalam mengangkut dadak merak seberat 50 kilogram. Baca juga Tari Rangguk, Mencerminkan Sifat Kebersamaan Masyarakat Jambi Musik pengiring tari Reog Musik pengiring terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok penyanyi yang terdiri dari dua orang dan menyanyikan lagu daerah, serta kelompok instrumental gamelan yang terdiri dari Dua orang penabuh gendang Satu orang penabuh ketipung atau gendang terusan Dua orang peniup slompret Dua orang penabuh kenong Satu orang penabuh gong Dua orang pemain angklung Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

tari reog berasal dari daerah brainly